KH. Masykur Alfaruq dari Tulang Bawang Lampung atau yang lebih masyhur dikenal dengan julukan Gus Faruq, dalam rangkah Haflah Akhirussanah di Pondok Pesantren Fathul Ulum Sri Nusa Bangsa Ponco Kresno Negeri Katon Pesawaran asuhan Kiyai Zakaria Yahya, MP.d, sempat membuat hampir seluruh pengunjung pengajian menangis terseduh, dengan da’wahnya yang ia langsungkan dari dalam kubur. Rabu 24/4.
Pesan Gus Faruq, agar mengingat bahwa kita semua sama disisi Allah, tidak pejabat, tidak ulama, tidak masyarakat biasa, semua sama disisi Allah yang membedakan hanyalah taqwa. Kembalinya dan kendaraannya juga sama, kembalinya ke kuburan, kendaraannya adalah keranda.
“Pikirkan, kubur itu sempit dan gelap, kita hanya sendirian di dalam kubur, ini sangat menyedihkan. Tapi lebih menyedihkan lagi kalau ternyata anak-anak kita di dunia tidak mau mendoakan kita, tidak bisa mendoakan kita, bahkan mereka berbuat hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT”. Kata Gus Faruq dari dalam kubur.
Gus Faruq juga mengingatkan para pengunjung pengajian, agar memondokkan anak-anaknya di pesantren-pesantren supaya menjadi anak-anak yang alim, yang hafidzul Qur’an, yang bisa dan mau mendoakan orang tuanya saat sudah meninggal dunia. Karena anak-anak yang seperti inilah yang akan menarik tangan orang tuanya ke surga.
“Kalau anak-anak kita jadi penyanyi, suka mempertontonkan aurot dan bergoyang didepan orang banyak, kemudian kita puas dan bangga. kalau anak-anak kita jadi anak-anak yang buta agama, dan suka berbuat hal-hal yang dilarang oleh Allah. Kemudian kita bangga dengan itu semua, maka anak-anak kita itulah yang akan menarik tangan kita ke neraka”. Ungkapnya.
Seusai pengajian, berlangsung acara berikutnya, yaitu, peletakan batu pertama pengembangan pembangungan Pondok Pesantren Fathul Ulum Sri Nusa Bangsa yang dipimpin oleh KH. Ali Ma’shum Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Quran Gerning Tegineneng Pesawaran dan para kiyai-kiyai lainnya.
