Perempuan yang ikut pengajian Hizbut Tahrir akan disuruh ustadz-ustadz berdemo ke jalanan dengan membawa anak-anak dan bayinya sebagai tanda kesholehan, demi katanya, menjalankan perintah Allah untuk Daulah Khilafah.
Mereka rela berpanas-panas dan mengeluarkan biaya yang katanya berjihad membela Palestina, rakyat Libya, melawan firaun Khadafi, Yahudi dan lain sebagainya, yang berada jauh di sana. Tapi saat diminta menyisihkan uangnya untuk tetangga yang sakit dan lapar malah berkilah. Keadaan itu disebut karena pemerintah thagut, sambil memberi solusi dengan Daulah Khilafah Minhaj Nubuwah yang akan berdiri.
Untuk para istri, hati-hati dengan pengajian-pengajian, terutama untuk Anda yang sedang ingin belajar Islam. Anda diberi akal untuk mencerna semua hal, dan bukan menjadi kerbau yang dicucuk hidungnya.
Untuk para suami, waspadai Pengajian Dauroh Salafi dan Hizbut Tahrir. Istri anda akan dicuci otak untuk nusyuz. Polanya demikian: ustadz mereka akan bilang: “Belajar agama adalah wajib. suami anda wajib mengajarkan itu kepada istrinya.” Jika sang suami awam agama, ini makin memperkuat indoktrinasi tersebut. Jika suaminya bukan awam, sang istri akan dihasut bahwa suaminya tidak menjalankan secara kaffah atau ahlul bid’ah atau bukan Islam atau antek thogut, dll.
Jika suaminya melarang sang istri meneruskan Dauroh Salafi atau melarang istrinya berdemo bersama Hizbut Tahrir, istri yang sudah terlanjur tercuci otak bertanya kepada ustadznya dan ustadz Dauroh Salafi akan bertanya: Apa hukum belajar agama? Sang istri menjawab wajib. Lalu ustadz salapi bilang perintah suami melanggar aturan Allah. Sementara ustadz Hizbut Tahrir akan berkata mendemo mereka adalah dalam rangka mendirikan Daulah Khilafah, dan mendirikan daulah adalah kewajiban. Suami yang melarang demo, artinya melawan Allah.
Tips Mencari Guru atau Ustadz
Sanad adalah tradisi yang sangat dijaga di dalam ajaran Islam yang benar. Ijazah di sini bukan seperti ijazah akademis, tapi untuk keabsahan dari sanad tersebut bahwa keilmuannya adalah dari hasil berguru, bukan dari buku atau google.
Sebagai analoginya, seseorang yang membeli buku tentang pembedahan jantung, kemudian dia mempelajarinya sendiri lalu mengklaim diri sudah ahli dan membuka praktek bedah jantung, apakah anda akan mempercayainya? Sebagai orang waras tentu anda pun akan bertanya sanad dan ijasahnya. Jika orang tersebut mengaku dokter lulusan ITB apakah anda akan tetap percaya?
Oleh : Irwan Winardi, seorang Facebooker, berdasar pengalaman pribadi. [dutaislam.com/ ab]